A. Pemanfatan SIG
SIG
sebagai alat tidaklah bermakna apa-apa tanpa melalui interaksi dengan manusia.
Melalui interaksi antara alat (SIG) dengan manusia ini diperoleh manfaat yang
berupa kemudahan, kecermatan, ketepatan proses dan optimalisasi penggunaannya.
SIG akan lebih bermanfaat, bila penggunaannya terkoordinasi, pengguna mampu
menilai kekuatan fasilitas yang dimiliki SIG, dan mampu menganalisis keluaran (out put) data. SIG menyediakan
kemudahan bagi manusia untuk memadukan data yang bermacam-macam, sehingga dapat
dengan mudah menarik kesimpulan dan menentukan keputusan. Beberapa contoh
aplikasi SIG antara lain : pembuatan peta klasifikasi kualitas lahan
permukiman, evaluasi sumber daya lahan, pemantauan perkembangan kota, pemetaan
daerha bahaya longsor, perancangan jaringan jalan baru, jalur listrik,
pipa,kabel telpon, dan lain-lain.
Saat
ini SIG di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Suatu contoh sederhana
betapa SIG sebagai suatu metode dan teknologi belum dimanfaatkan oleh
masyarakat adalah banyaknya korban tanah longsor di Purworejo dan Banyumas.
Bencana tanah longsor yang telah menelan korban jiwa dan harta benda terjadi
secara beruntun pada musim penghujan tahun 2001. Pemerintah sebagai pengayom
masyarakat ternyata tidak dapat memberikan peringatan antisipasi agar terhindar
dari bencana tanah longsor dan jaminan keselamatan kepada warga masyarakat di
daerah bencana. Bencana tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi bila pemerintah
mempunyai data peta potensi
kelongsoran. Peta daerah bahaya longsor lahan dapat diperoleh dengan
memanfaatkan SIG. Berdasarkan peta daerah potensi bahaya longsor ini, pemerintah daerah dapat
memberitahu titik-titik yang potensial terjadi bahaya longsor dan
menginstruksikan kepada warga masyarakat yang menempati areal beresiko tinggi terjadi
longsor agar pindah tempat, dan berbagai antisipasi penyelematan diri.
Pengolahan dan pembuatan peta daerah bahaya longsor ini dapat dilakukan dengan memadukan input data berupa peta
curah hujan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan,
dan peta geologi.
Pada
umumnya di negara-negara berkembang, pemanfaatan SIG sebagai alat Bantu untuk
pengambilan kebijakan pembangunan belum dilakukan secara optimal. Di Indonesia,
bahkan SIG belum dipakai secara nasional, pemanfaatannya masih sangat terbatas,
karena disamping masih terbatasnya tenaga ahli, masih terbatasnya dana, belum
adanya pemahaman dari pemerintah daerah, juga belum tertatanya peta-peta dalam
bentuk basis data. Bila masing-masing pemerintah daerah provinsi dan kabupaten memiliki basis data
peta mengenai daerahnya, maka dapat dengan mudah dikembangkan SIG secara
nasional, sehingga Indonesia mempunyai SIG Nasional (SIGNAS).
Bila
saat ini pemda-pemda belum dapat menerapkan SIG dalam proses pembangunan
mungkin masih dimaklumi, karena perguruan tinggi saja yang semestinya menjadi
perintis dan pengembang SIG ternyata belum dapat berbuat banyak, terbukti hanya
sedikit sekali perguruan tinggi yang memiliki program studi yang mempelajari
SIG, apalagi memiliki laboratorium SIG. Universitas Gadjah Mada (khususnya
Fakultas Geografi) dan Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan
Nasional) saja yang disebut sebagai perintis SIG di Indonesia, kondisinya
kurang representatif untuk dijadikan sebagai ujung tombak penembangan program
SIG agar lebih berdayaguna dan mengoptimalkan aplikasinya untuk kepentingan
pembangunan.
Selain
di perguruan tinggi, SIG di Indonesia
baru dimanfaatkan oleh beberapa lembaga departemen dan non-departemen di
tingkat pusat dan baru dirintas di
tingkat daerah. Departemen yang paling banyak memanfaatkan SIG adalah
Departemen Kehutanan dan Departemen PU. Departemen lainnya dan lembaga-lembaga
struktural lainnya di daerah-daerah belum banyak
yang menggunakan SIG, karena masih minimnya tenaga yang terampil, kesadaran dan
ketidaktahuan untuk membuat basis data, dan belum ada yang teralokasikan untuk
kepentingan ini. Belum teralokasikannya dana untuk pengaadaan peralatan dan
aplikasi SIG ini terjadi karena para penyelenggara pemerintahan belum banyak
tahu tentang pentingnya SIG dalam penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi
pembangunan secara mudah, murah, efektif, dan akurat. Semestinya lembaga
struktural yang paling banyak membutuhkan SIG adalah Bappenas/Bappeda, tetapi
kenyataannya Bappeda Kota Yogyakarta saja yang merupakan daerah yang memiliki tenaga
ahli dan profesional dalam bidang SIG ini (akademisi kampus UGM), ternyata
belum mengaplikasikan SIG untuk kepentingan pembangunan daerahnya, apalagi
daerah lain yang tidak memiliki tenaga ahli SIG. Bila kondisi ini dibiarkan
terus menerus, maka Indonesia akan semakin jauh ketinggalan dari negara-negara
lain, apalagi di era persaingan bebas.
B. Urgensi SIG dalam Pembangunan
Nasional
Sebagaimana
telah diuraikan di atas bahwa SIG
mempunyai peran penting dalam pembangunan. Pembangunan meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam setiap tahapnya pembangunan memerlukan data
yang handal agar pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang dikehendaki. Untuk mencapai maksud tersebut, maka SIG berperan untuk
menampilkan informasi karakteristik area (fisik dan non-fisik) yang akan
menjadi tempat pembangunan tersebut. SIG mampu menyajikan prioritas
daerah-daerah mana yang harus didahulukan, memberikan informasi tentang jenis
pembangunan yang diperlukan, dan lain-lain. Bila masing-masing daerah mempunyai
basis data SIG, maka pemerintah dapat memanfaatkan teknologi internet untuk
membangun SIGNAS. Berikut ini diuraikan beberapa contoh urgensi SIG dalam
pembangunan nasional.
1.
Penyusunan neraca sumber daya
Salah
hal penting yang harus diketahui dalam proses pembangunan adalah mengetahui
potensi yang dimiliki oleh kita, baik yang berupa sumber daya alam maupun
sumber daya manusia. Apalagi kini, diterapkan otonomi daerah dimana setiap
daerah harus memiliki neraca sumber daya
daerah. Neraca sumber daya ini dapat diperoleh dengan bantuan SIG. SIG mampu memberikan informasi baru mengenai
sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah, dapat diketahui persebaran dan kuantitasnya.
2.
Perubahan penggunaan lahan
Penggunaan
lahan merupakan aspek penting untuk mengetahui sejauh mana aktivitas manusia
dalam berinteraksi dengan alam. Bahkan kondisi penggunaan lahan dapat menjadi
dasar bagi penelitian mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan
lahan (Mallingreau dan Rosalia, 1981). Data penggunaan lahan dan perubahannya
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para perencana tata ruang dan
pengendaliannya, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan penggunaan lahan. Perlu
diketahui bahwa sebagian korban bencana di Indonesia akibat penyalahgunaan lahan.
3.
Pemetaan kelas dan perkembangan jalan
Kemajuan
suatu daerah secara fisik ditandai oleh makin tingginya tingkat
aksesibilitasnya. Tingkat aksesibilitas ini ditunjukkan oleh kualitas dan
jaringan jalannya. Perkembangan aksesibilitas ini dapat dipantau dan dipetakan
dengan bantuan SIG.
4.
Evaluasi perkembangan kota
Perkembangan
fisik kota pada umumnya melebihi batas administrasi kota, sehingga banyak
dijumpai masyarakat yang secara administrasi termasuk desa, tetapi secara fisik
76 daerah termasuk kota. Kondisi ini
menyebabkan pemerintah harus melakukan pendekatan pembangunan yang sesuai.
Pengambilan kebijakan terhadap masyarakat demikian dapat menggunakan jasa SIG.
5.
Potensi kependudukan
Informasi
potensi kependudukan yang dapat diperoleh dengan alat bantu SIG antara lain :
taksiran kepadatan penduduk, persebaran, interaksi, mobilitas, dan kemungkinan
terapan lainnya.
6.
Pemetaan sumber daya hutan
Hutan
merupakan kekayaan alam yang sangat bermanfaat sebagai sumber ekonomi,
konservasi alam maupun untuk keberlangsungan hidup manusia sendiri. Karena
nilai ekonomis yang dimilikinya membuat manusia tertarik untuk
mengeksploitasinya terus menerus. Pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi
hutan yang luas dapat dilakukan dengan menggunakan SIG yang diintegrasikan
dengan Penginderaan Jauh.
7.
Eksplorasi tambang
Kondisi tambang biasanya terdapat
pada area yang khas, dapat dilihat dari struktur geologi dan geomorfologi areanya. Penentuan
tempat-tempat yang diduga menyimpan tambang-tambang tertentu dapat diduga
dengan menggunakan jasa SIG yang diintegrasikan dengan Penginderaan Jauh.
SUMBER BACAAN
http://staff.uny.ac.id/sites/default/..../SIG%20dan%20Urgensi(Infor).doc
Makasih gan infonya lengkap dan bermanfaat :) . jadi paham fungsi dan manfaat dari pembelajaran dan penggunaan SIG. kunjungi juga website saya gan https://felix.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/ + website kampusnya www.atmaluhur.ac.id
BalasHapus